Profil Desa Rangkah

Ketahui informasi secara rinci Desa Rangkah mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Rangkah

Tentang Kami

Jelajahi profil Desa Rangkah, Kecamatan Buayan, Kebumen, pusat agraris strategis dengan potensi pertanian, khususnya bawang merah dan gula kelapa. Ungkap data wilayah, pemerintahan, kependudukan, serta tradisi unik "merdi desa" yang menjadi warisan budaya

  • Lumbung Pertanian Strategis

    Desa Rangkah dikenal sebagai salah satu sentra pertanian penting di Kecamatan Buayan, dengan komoditas unggulan seperti padi dan bawang merah, serta menjadi basis produksi gula kelapa.

  • Kekayaan Budaya Hidup

    Masyarakat desa secara turun-temurun melestarikan tradisi "Merdi Desa", sebuah upacara adat sebagai wujud syukur dan pemeliharaan nilai-nilai kebersamaan.

  • Lokasi Geografis Unik

    Berada di dataran rendah yang subur, Desa Rangkah menjadi penyangga bagi Kawasan Karst Gombong Selatan, menciptakan lanskap sosial-ekologis yang khas.

Pasang Disini

Desa Rangkah merupakan salah satu dari 20 desa di wilayah administratif Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Terletak di bagian selatan kecamatan, desa ini menjadi salah satu gerbang menuju pesisir Samudra Hindia. Secara geografis, posisinya cukup strategis, berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan Buayan, 13 kilometer dari kota Gombong yang menjadi pusat ekonomi terdekat dan sekitar 30 kilometer dari ibu kota Kabupaten Kebumen.Berdasarkan data publikasi "Kecamatan Buayan dalam Angka", Desa Rangkah tergolong dalam klasifikasi dataran rendah. Kondisi ini menjadikan lahannya sangat potensial untuk aktivitas pertanian, terutama tanaman pangan. Wilayahnya yang subur dialiri oleh jaringan irigasi yang menunjang produktivitas pertanian sepanjang tahun. Sebagian wilayahnya juga menjadi bagian dari lanskap penyangga Kawasan Karst Gombong Selatan, sebuah area perbukitan kapur yang memiliki nilai ekologis dan geologis tinggi.Secara kewilayahan, Desa Rangkah memiliki batas-batas yang jelas dengan desa-desa tetangganya. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan langsung dengan Desa Geblug. Di sisi timur, desa ini bersebelahan dengan wilayah Kecamatan Kuwarasan. Sementara itu, di bagian selatan, Desa Rangkah berbatasan dengan Desa Adiwarno, Desa Wonodadi, dan sebagian wilayah Kecamatan Puring. Adapun di sebelah barat, desa ini berbatasan dengan Desa Wonodadi. Luas wilayah Desa Rangkah belum terdata secara spesifik dalam publikasi statistik resmi, namun secara visual merupakan kawasan pemukiman dan persawahan yang cukup padat.Struktur internal desa terbagi ke dalam beberapa dukuh atau dusun yang menjadi pusat pemukiman penduduk. Dukuh-dukuh tersebut meliputi Dukuh Jurutengah, Dukuh Karang, Dukuh Kaum, Dukuh Pengadah, dan Dukuh Serang. Masing-masing dukuh memiliki karakteristik sosialnya sendiri namun terintegrasi dalam satu kesatuan pemerintahan desa.

Pemerintahan dan Dinamika Kependudukan

Roda pemerintahan di Desa Rangkah berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa, meliputi sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala dusun (kadus). Berdasarkan data pelantikan tahun 2019, Kepala Desa Rangkah dijabat oleh Bapak Sarijan. Pemerintahan desa berfungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Kantor balai desa menjadi pusat pelayanan administrasi dan kegiatan masyarakat.Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Desa Rangkah aktif terlibat dalam berbagai program yang diinisiasi oleh pemerintah kabupaten maupun pusat. Berita dari situs resmi Kecamatan Buayan mencatat partisipasi aktif perangkat Desa Rangkah dalam kegiatan seperti bimbingan teknis keuangan dan aset desa. Hal ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran desa, termasuk Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD).Dari sisi kependudukan, sebuah riset yang dipublikasikan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada Agustus 2023 mencatat jumlah penduduk Desa Rangkah sekitar 1.765 jiwa. Angka ini memberikan gambaran skala komunitas yang tidak terlalu besar namun juga tidak kecil, khas desa-desa di Pulau Jawa. Tanpa data luas wilayah yang pasti, kepadatan penduduknya belum dapat dihitung secara akurat, namun sebaran pemukiman terkonsentrasi di area pedukuhan yang diapit oleh lahan-lahan pertanian.Salah satu isu sosial yang menjadi perhatian di Desa Rangkah, sebagaimana tercatat dalam riset yang sama, ialah penanganan stunting. Desa ini menjadi salah satu lokus intervensi program penurunan angka stunting di Kecamatan Buayan. Berbagai kegiatan, seperti penyuluhan gizi bagi ibu hamil dan kader posyandu serta pemberian makanan tambahan (PMT), telah dilaksanakan melalui kolaborasi antara pemerintah desa, puskesmas, dan akademisi dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kehadiran mahasiswa KKN dari berbagai universitas, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM) pada pertengahan tahun 2025, turut memberikan warna dalam dinamika sosial dan pembangunan di desa ini.

Tulang Punggung Ekonomi: Pertanian dan Usaha Lokal

Sektor pertanian tidak dapat disangkal merupakan urat nadi perekonomian masyarakat Desa Rangkah. Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari mengolah lahan, baik sebagai pemilik maupun buruh tani. Lahan sawah yang terhampar luas menjadi pemandangan utama, dengan padi sebagai komoditas primer yang ditanam dalam dua hingga tiga kali musim tanam setiap tahunnya, didukung oleh jaringan irigasi desa (JIDES) yang menjadi salah satu fokus pembangunan infrastruktur desa.Selain padi, Desa Rangkah memiliki komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi lainnya, yaitu bawang merah. Pada tahun 2021, Kelompok Tani "Eko Mulyo" di Desa Rangkah menjadi lokasi program Sekolah Lapang (SL) dari Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam budidaya bawang merah, mulai dari pengolahan tanah, perawatan, hingga penanganan pascapanen. Inisiatif ini menegaskan status Rangkah sebagai salah satu sentra bawang merah yang potensial di Kabupaten Kebumen.Di luar pertanian lahan basah, ekonomi desa juga ditopang oleh usaha kerajinan dan pengolahan hasil perkebunan. Sebagian warga berprofesi sebagai penderes, yaitu penyadap nira dari pohon kelapa. Nira ini kemudian diolah secara tradisional menjadi gula merah (gula jawa) dan gula semut (gula kristal). Gula semut memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan potensi pasar yang lebih luas, termasuk untuk ekspor. Pelatihan pembuatan gula semut juga menjadi salah satu program pemberdayaan ekonomi yang menyasar masyarakat di Kecamatan Buayan, termasuk warga Desa Rangkah.Aktivitas perdagangan juga menjadi bagian dari denyut ekonomi desa. Warung-warung kelontong, pedagang di pasar kecamatan, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lainnya turut menyerap tenaga kerja dan menggerakkan perputaran uang di tingkat lokal. Keberadaan Koperasi Desa Merah Putih yang pembentukannya diinisiasi pada Mei 2025 menjadi harapan baru untuk memperkuat struktur ekonomi kolektif masyarakat desa.

Warisan Budaya dan Kehidupan Sosial Kemasyarakatan

Di tengah arus modernisasi, masyarakat Desa Rangkah tetap teguh memegang tradisi dan kearifan lokal. Salah satu warisan budaya yang paling menonjol dan masih rutin diselenggarakan ialah "Merdi Desa". Tradisi ini merupakan sebuah upacara sedekah bumi yang dilaksanakan secara turun-temurun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah serta memohon keselamatan dan ketenteraman bagi seluruh warga desa.Penyelenggaraan Merdi Desa menjadi sebuah peristiwa budaya yang unik. Dalam sebuah liputan media pemerintah daerah pada tahun 2015, digambarkan bagaimana seluruh peserta, yang diwajibkan mengenakan pakaian adat Jawa, berkumpul untuk berdoa bersama. Prosesi ini dipimpin oleh seorang tokoh adat setempat. Keunikan lainnya ialah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan "jondang", yaitu peti kayu yang dipikul oleh dua orang. Setelah doa bersama, seluruh warga akan makan bersama, menciptakan momen kebersamaan yang erat dan memperkuat ikatan sosial. Tema yang diusung dalam setiap perhelatan Merdi Desa pun sarat akan makna filosofis untuk membangun kehidupan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.Selain upacara adat, kesenian tradisional juga masih hidup di tengah masyarakat. Ensiklopedia Universitas STEKOM mencatat adanya pegiat seni Wayang Kulit yang dipelopori oleh Ki Langgeng Hidayat serta kelompok kesenian Kuda Lumping. Keberadaan para seniman lokal ini menjadi penanda bahwa regenerasi budaya terus berjalan.Kegiatan budaya populer seperti pemutaran film "layar tancap" juga pernah menyemarakkan kehidupan sosial di desa ini. Pada Agustus 2022, Lapangan Krida Taruna Desa Rangkah menjadi salah satu lokasi persinggahan Festival Film Purbalingga. Acara ini tidak hanya menjadi hiburan bagi warga, tetapi juga menjadi ruang apresiasi terhadap karya film lokal dan nasional. Kepala Desa Rangkah, Sarijan, dalam sambutannya kala itu, mengapresiasi kegiatan tersebut karena film yang diputar dinilai mendidik dan mengangkat isu-isu yang relevan dengan masyarakat.Secara keseluruhan, Desa Rangkah menampilkan potret sebuah komunitas yang dinamis. Di satu sisi, ia adalah desa agraris yang terus berupaya meningkatkan produktivitasnya. Di sisi lain, ia adalah penjaga tradisi yang sadar akan pentingnya memelihara akar budaya sebagai fondasi kehidupan sosial yang rukun dan berdaya. Dengan lokasi yang strategis dan potensi yang terus dikembangkan, Desa Rangkah menjadi bagian penting dari mozaik pembangunan di Kabupaten Kebumen.